Hi, Mom and Dad! Pernah nggak, tiba-tiba si kecil meledak dalam tangisan atau amarah di tengah aktivitas? Rasanya melelahkan ya, apalagi kalau itu terjadi di tempat umum atau saat kita sedang sibuk. Tapi, yuk kita lihat dari sisi mereka. Tantrum itu sebenarnya hal yang sangat wajar, kok, terutama pada balita yang baru belajar mengelola emosinya. Lewat artikel ini, kita akan ngobrol santai tentang cara
Apa Sih, Tantrum Itu?
Tantrum itu seperti cara si kecil “berteriak” kepada dunia. Saat mereka menangis kencang, berteriak, atau bahkan melempar barang, sebenarnya mereka lagi bilang, “Aku nggak tahu harus gimana nih, tolong bantu aku!” Biasanya, mereka melakukannya karena belum bisa mengekspresikan perasaan, kebutuhan, atau keinginannya dengan kata-kata.
Nah, apa sih yang bikin anak tantrum? Banyak hal, tapi yang sering terjadi misalnya:
-
- Lelah atau kurang tidur
Pernah nggak si kecil tiba-tiba marah gara-gara hal kecil, seperti nggak mau pakai baju yang kita pilih? Bisa jadi itu karena dia capek banget. Otaknya jadi lebih sensitif sama hal-hal kecil.
- Lelah atau kurang tidur
-
- Ingin perhatian
Anak kecil suka banget jadi pusat perhatian. Kalau merasa diabaikan, mereka bisa pakai “jurus” tantrum biar dilihat sama Mom dan Dad.
- Ingin perhatian
-
- Perubahan rutinitas
Rutinitas itu seperti “zona nyaman” buat mereka. Kalau rutinitas ini berubah, misalnya makan malam lebih telat dari biasanya, mereka bisa langsung gelisah.
- Perubahan rutinitas
-
- Keinginan yang nggak terpenuhi
Kadang, mereka nggak ngerti kenapa permintaan mereka ditolak, misalnya mau beli mainan baru. Alhasil, mereka langsung frustrasi dan tantrum.
- Keinginan yang nggak terpenuhi
Ingat, tantrum itu tanda kalau mereka masih belajar memahami dunia. Jadi, nggak apa-apa banget kalau Mom dan Dad kadang merasa bingung, asalkan tetap sabar.
Gimana Cara Menenangkan Anak Tantrum Tanpa Kekerasan?
Oke, kita masuk ke bagian serunya. Kalau si kecil mulai tantrum, apa yang bisa kita lakukan? Yuk, kita coba cara-cara ini:
-
- Tetap Tenang dan Kendalikan Emosi
Ini kunci utamanya, Mom dan Dad. Kalau kita ikut panik, mereka makin merasa nggak aman. Tarik napas dalam, bicaralah dengan nada yang lembut. Tunjukkan bahwa kita ada di sini untuk mereka, apa pun yang terjadi.
- Tetap Tenang dan Kendalikan Emosi
-
- Berikan Ruang untuk Meluapkan Emosi
Kadang, mereka cuma butuh waktu untuk menangis atau meluapkan rasa kesal. Nggak apa-apa, asalkan situasinya aman. Biarkan mereka menyelesaikan “badai kecilnya” dulu, baru kita bantu mereka memahami perasaan itu.
- Berikan Ruang untuk Meluapkan Emosi
-
- Peluk Anak untuk Memberikan Rasa Aman
Pelukan itu seperti keajaiban. Sentuhan hangat Mom dan Dad bisa membuat si kecil merasa dicintai, meskipun mereka sedang marah atau sedih. Cobalah berkata lembut, “Mom di sini ya. Kalau kamu sudah tenang, kita ngobrol.”
- Peluk Anak untuk Memberikan Rasa Aman
-
- Alihkan Perhatian Anak
Anak kecil itu mudah teralihkan. Kalau tantrumnya mulai reda, coba tawarkan sesuatu yang menarik. Contohnya, ajak mereka lihat burung di luar jendela atau bermain puzzle bersama.
- Alihkan Perhatian Anak
-
- Tetapkan Batasan dengan Tegas namun Lembut
Meski kita bersikap sabar, bukan berarti semua keinginan anak harus dituruti. Kalau mereka minta sesuatu yang nggak bisa diberikan, sampaikan dengan jelas, misalnya, “Mom tahu kamu pengen itu, tapi sekarang belum bisa ya. Kita coba cari alternatif lain.”
- Tetapkan Batasan dengan Tegas namun Lembut
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Tantrum Reda?
Ketika si kecil sudah tenang, inilah saat terbaik untuk ngobrol santai. Kita bisa bantu mereka belajar tentang perasaan mereka, seperti:
-
- “Tadi kamu marah karena nggak dapat mainan itu ya? Nggak apa-apa kok marah, tapi lain kali kita bisa ngomong baik-baik.”
Mengenalkan emosi seperti “marah,” “kecewa,” atau “sedih” membantu mereka lebih paham tentang perasaan mereka.
- “Tadi kamu marah karena nggak dapat mainan itu ya? Nggak apa-apa kok marah, tapi lain kali kita bisa ngomong baik-baik.”
Jangan lupa, beri pujian saat mereka berhasil mengendalikan diri, ya! Misalnya:
-
- “Wah, tadi kamu hebat banget loh. Cepat tenang dan mau ngobrol sama Mom.”
Pujian ini bikin mereka tahu kalau mengelola emosi itu hal yang baik.
- “Wah, tadi kamu hebat banget loh. Cepat tenang dan mau ngobrol sama Mom.”
Bagaimana Mencegah Tantrum?
Pencegahan itu jauh lebih mudah dibandingkan menangani tantrum yang sudah terjadi. Beberapa tips yang bisa dicoba:
-
- Pastikan Anak Tidur Cukup
Anak yang lelah itu gampang banget meledak emosinya. Buat rutinitas tidur yang konsisten supaya mereka selalu segar dan siap bermain.
- Pastikan Anak Tidur Cukup
-
- Berikan Pilihan
Anak suka merasa punya kendali. Misalnya, tanyakan, “Mau pakai baju merah atau biru?” Ini bikin mereka merasa dihargai.
- Berikan Pilihan
-
- Kenali Pola dan Pemicu Tantrum
Kalau anak sering tantrum di jam tertentu, coba cari tahu pemicunya. Misalnya, mungkin dia lapar. Siapkan camilan sehat sebelum tantrum terjadi.
- Kenali Pola dan Pemicu Tantrum
-
- Berikan Perhatian yang Cukup
Anak itu seperti bunga, butuh “sinar cinta” supaya mekar. Luangkan waktu khusus untuk mereka, seperti bermain bersama atau sekadar membaca buku favorit mereka.
- Berikan Perhatian yang Cukup
Menghadapi tantrum memang melelahkan, tapi ini adalah bagian dari perjalanan Mom dan Dad bersama si kecil untuk memahami dunia emosinya. Menenangkan anak yang tantrum tanpa kekerasan bukan hanya membantu mereka belajar mengelola emosi, tetapi juga membangun rasa aman dan kepercayaan dalam hubungan kita dengan mereka. Dengan pendekatan yang penuh kasih—seperti pelukan hangat, pengalihan perhatian, atau sekadar mendengarkan tanpa menghakimi—si kecil akan merasa dimengerti dan dicintai apa adanya.
Ingat, tantrum hanyalah fase, bukan akhir dari dunia kecil mereka. Dengan kesabaran, perhatian, dan cinta yang konsisten, Mom dan Dad tidak hanya membantu mereka melewati momen sulit, tetapi juga menanamkan fondasi penting untuk pertumbuhan emosional mereka di masa depan. Jadi, teruslah melangkah, nikmati setiap prosesnya, dan selalu ingat bahwa Mom dan Dad adalah dunia pertama mereka yang penuh cinta.